Judul : Kawin Kontrak
Penulis : Tita Rosiati
Penerbit : Gagas Media
Tahun : 2008
Tebal : VI +170
Buku setebal
170 halaman ini berkisah tentang tiga murid SMA yang baru lulus sekolah. Mereka
adalah Rama yang diceritakan sebagai seorang playboy, teguh pada pendirian dan
yang pasti sifat khas playboy yaitu pandai merayu. Juga ada si Dika yang
bersifat tidak mudah putus asa dan juga menyimpang dari kebiasaan umum, seperti
saat kelulusan dia menghadiahi kekasihnya sebuah cambuk yang biasanya digunakan
oleh penderita Sadomasokis. Dan Jodi si pemburu ibu – ibu.
Jodi, Rama,
Dika pergi ke Desa Sukasararean untuk melakukan kawin kontrak. Mereka bertemu
dengan Kang Sono yang akan mengurus kawin kontrak mereka selama di Desa
Sukasararean. Mereka di ajak keliling kampung oleh Kang Sono untuk memilh calon
mempelai wanita yang akan mereka kawini.
Belum
selesai mereka mengelilingi Desa Sukasararean, Dika langsung menjatuhkan pada
seorang gadis cantik lagi seksi tapi jutek yang bernama Rani. Sambil menelan
luda, Dika bertanya pada Kang Sono apa Rani bisa di kawin kontrak, Kang
Sono menjawab Rani bisa di kawin kontrak. Kang Sono memanggil Rani apakah Rani
bersedia untuk kawin kontrak dengan Dika, Rani menjawab bisa.
Jodi juga
tanpa basa basi langsung menjatuhkan pilihan pada Euis. Selain mempunyai body
aduhai Euis juga termasuk kawakan dalam hal kawin kontrak, dia juga mempunyai
seorang anak yang bernama Joni. Tidak tahu siapa bapaknya, Joni lebih mirip
orang arab dibanding orang sunda seperti ibunya.
Seluruh desa
hingga pelosok sudah di pantau, tapi Rama belum juga menemukan mempelainya.
Sesampainya dia di rumah Bu Aan tempat tinggalnya selama kawin kontrak, tiba –
tiba turun gadis cantik dengan anak kecil yang nampak pucat sepertinya mereka
baru pulang dari puskesmas. Gadis cantik
tesebut bernama Isa, sontak saja Rama ingin kawin denganya. Kang Sono
menolaknya karna Isa sudah di jodohkan bos minyak dari arab, bernama Fahri al
Farikh.
Setelah
kawin Jodi tinggal di rumah Euis, Dika tinggal bersama Rani, Rama tetap tinggal
di rumah Bu Aan, pada malam pertama Dika gagal total dia di kunci di kamar
mandi dan di tinggal pergi oleh Rani membeli kecap. Jodi juga gagal pada malam
pertamanya.
Suatu hari
Rama jalan – jalan, dia melihat Isa di sebuah empang. Dia pun menjalankan
strateginya untuk mendekati Isa. Rama pun bicara panjang lebar dengan Isa.
Setelah berbincang dengan Isa dia tahu bahwa empang tersebut sebelumnya milik
ayah dan ibu Isa yang sudah meninggal, namun di jual untuk membayar hutang.
Hari
pernikahan Isa pun telah di tentukan. Rama yang tahu hal tersebut langsung
bertindak cepat. malam harinya dia pergi kesamping kamar Isa lewat
jendelah dia mengutarakan isi hatinya, Isa tidak menanggapinya.
Rama jalan –
jalan ke sawah, saat dia sedang duduk termenung di tepi sungain tiba-tiba
seorang bu-ibu menepuknya dari belakang, Rama kaget. Ibu tersebut yang ternyta
bernama Mak Enay. Setelah berbicara panjang lebar sampailah pada topik anak Mak
Enay yang melarikan diri. Mak Enay bercerita bahwa anaknya yang di nikahi Fahri
al Farikhkab melarikan diri karena suatu hal, Mak Enay tidak menjelaskan
panjang lebar. Dia hanya berkata bahwa Fahri al Farikh tidak menepati janji
pada anaknya yang akan di beri kehidupan yang enak.
Sontak
setelah mendengar cerita dari Mak Enay, malam harinya Rama langsung menemui
Isa. Dia menjelaskan apa yang di dengarnya dari Mak Enay pada Isa, Isa pun
tidak percaya pada apa yang di bicarakan Rama. Karena ada seseorang yang mendekat
Rama pun pergi, takut ada apa- apa.
Hari
pernikahan Isa semakin dekat. Rama mencoba menjelaskan lagi pada Isa, bahwa
Fahri al Farikh tidak seperti yang di anggap orang- orang Sukasararean sebagai
orang baik. Isa menjawab pernyataan Rama tentang Fahri al Farikh dengan
mengatakan bahwa Fahri al Farikh bisa menjamin adik dan hidupnya di
banding jika kawin denga Rama yang hanya sebatas kawin kontrak. Mendengar
pernyataan Isa, Rama pun putus asa.
Melihat
besok adalah hari pernikahan Isa, Rama tidak tidur. Dia memikirkan apakah harus
di perjuangkan cintanya atau pergi sebagai pecundang.
Pada hari
pernikahan Isa, Rama pun memutuskan untuk pulang. Dia berpamitan pada kedua
sahabatnya dan minta untuk di antar ke terminal. Pulang dari terminal kedua
sahabat Rama, Jodi dan Dika mampir di warung Mak Enay. Mak Enay bercerita pada
Jodi dan Dika tentang anaknya. Mendengar hal itu Jodi dan Dika memutuskan
menjemput Rama untuk tidak jadi pulang ke kota dan merencanakan membatalkan
pernikahan Isa dengan Fahri al Farikh.
Rama yang
sudah naik ke bus akhirnya mengurungkan niatnya,setelah di bujuk Jodi dan
Dika. Mereka bertiga kembal mengatur rencana penggagalan perrnikahan Isa. Dika
bertugas menangkap Fahri al Farikh dan Jodi bertugas mengkoordinasi ibu – ibu
untuk memangsa si Fahri al Farikh.
Rencana
tidak berjalan mulus Dika yang bertugas menangkap Fahri justu gagal. Jodi pun
bertindak. Bagai Singa yang lapar ibu- ibu memukuli Fahri al Farikh yang
sebenarnya bernama Udin Petot atau Udin Karo warga Tanah Abang. Dia seorang
human trafficking.
Akhirnya Isa
tidak jadi menikah dengan Fahri al Farikh dan Isa bersedia menunggu Dika sampai
lulus kuliah.
Penilaian
saya :
Novel ini
mempunyai beberapa kelemahan bahasanya yang lebih bersifat ke daerahan seperti
“jadi hayang gaura balik”, “ema hariwarang”, “jurig” dan juga penggunaan
bahasa asing yang berlebihan seperti “its, happy ending finally”, “heartbreaker”.
Mungkin kalau bahasa asing masih bisa di pahami tetapi bahasa daerahnya
sulit dipahami. Bila pembaca hanya dari bahasa daerah tersebut berasal tidak
masalah, tetapi novel ini dijual di seluruh Indonesia. Bahasasnya
berputar – putar sehingga sulit untuk di pahami. Penggambaran karakter utama
kurang kuat, karena lebih berkutat pada kehidupan sehari – hari tokoh Jodi, Rama,
Dika. Penggunaan kata juga terlalu vulgar seperti “Nge Ceng”, “Sextoys”.
Sebaliknya
novel ini sangat layak bagi mereka yang sedang mencari hiburan karena novel ini
sangat menonjolkan unsur humor. Selain itu novel ini menyajikan alur cerita
yang sangat menarik, sehingga membuat pembaca penasaran. Dan juga bisa belajar
bahwa kita jangan sekali kali berputus asa. Karena semua itu butuh perjuangan
dan pengorbanan selain itu kita jangan sekali – kali menghianati kepercayaan
seseorang, karena bila seseorang sudah di khianati maka akan sulit
mengembalikan kepercayaan pada kita.
Novel ini
sangat layak untuk di baca bagi mereka yang mengalami kejenuhan dan kebosanan
karena sangat menghibur. Namun novel ini tidak layak untuk di baca anak kecil
kerena unsur di dalamnya terlalu vulgar, namun bila sudah membaca cukup di
nasehati agar mereka jangan seperti Jodi, Rama, dan Dika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar